Obat penurun panas tradisional
Bagi ibu-ibu yang mempunyai balita tentunya sudah hafal dengan penyakit batuk, pilek, ataupun panas pada anak. Penyakit ini bagi sebagian orang dianggap remeh tapi bagi ibu yang mengalaminya pasti membuat khawatir juga. Saya sebagai ibu muda yang baru mempunyai 1 anak juga merasa bingung jika penyakit-penyakit ini datang dan tak kunjung sembuh. Penyakit yang sering membuat khawatir adalah panas atau demam, apalagi jika sudah lewat 1 hari panas tak kunjung turun. Khawatir demam berdarah-lah, takut terjadi "step"-lah dan lain sebagainya.
Obat penurun panas seperti Sanmol, Tempra atau merk lain merupakan persediaan wajib bagi ibu-ibu yang mempunyai balita. Namun apadaya jika sudah diminumin obat-obat apotik ini panas tak kunjung turun. Akhirnya larinya ke obat tradisional juga. Saya mengutip resep obat tradisional dari berbagai refernsi termasuk yang saya kutip dari http://dranak.blogspot.com/2007/03/aneka-resep-obat-tradisional-asli.html.
"Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut."
Dari resep di atas yang sering saya praktekkan adalah memakai parutan bawang merah yang dicampur dengan minyak telon dan dibalurkan ke seluruh tubuh anak. Resep ini termasuk mujarab walaupun baunya sangat-sangat tidak enak. Namun 2 hari kemarin Kalila panas tinggi lagi. Sudah minum obat penurun panas tak kunjung turun, dibalur dengan parutan bawang merah juga masih panas juga. Akhirnya saya mendapat resep dari salah satu teman yang anaknya baru sembuh dari panas tinggi. Caranya cukup sederhana yakni dengan memakai Daun Mengkudu Muda. Daun mengkudu yang masih muda ditempel di kening dan perut anak. Secara perlahan panas Kalila berangsur turun. Daun mengkudu juga terlihat layu, mungkin karena menyerap panas ya? entahlah, saya belum menemukan referensi tentang ini.
Ternyata begitu banyak tanaman berkhasiat yang ada di sekitar kita. Kadang ada rasa khawatir jika kita menggunakan resep obat tradisional. Mungkin dengan beralasan kuno ataupun tak didukung penelitian ilmiah. Tetapi banyak yang telah membuktikan bahwa alam Indonesia begitu berkhasiat.
Komentar
Posting Komentar